THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES
Powered By Blogger

Kamis, 17 Maret 2011

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN



KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN

I.I      Pendahuluan

1.      Permasalahan Pokok.

Masalah pokok Negara berkembangè Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan distribusi pendapatan atau tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang hidup dibawah garis kemiskinan

                   Kebijakan dan perencanaan pembangunan Orde Baru adalah pembangunan dipusatkan di Jawa      (khususnya diJakarta) dengan harapan akan terjadi “Trickle Down Effect” dengan orientasi pada pertumbuhan yang tinggi.



2.      Strategi Pembangunan.

Pada awal pemerintah orde baru percaya bahwa proses pembangunan ekonomi akan menghasilkan Trikle down effectè Hasil pembangunan akan menetes ke sector-sektor lain dan wialayah Indonesia lainnya.

Fokus pembangunan ekonomi pemerintahè Mencapai laju pertumbuhan ekonomi yg tinggi dalam waktu yang singkat melalui pembangunan pada:

a.       Wilayah yang memiliki fasilitas yang relative lengkap (pelabuhan, telekomunikasi, kereta api, kompleks industri, dll) yakni di P. Jawa khsususnya Jawa Barat.
b.      Sektor-sektor tertentu yang memberikan nilai tambah yang tinggi.

3.      Hasil strategi pembangunanè Kurang efektif.

a.       1980 – 1990è Laju pertumbuhan ekonomi (PDB) tinggi
b.      Kesenjangan semakin besar (jumlah orang miskin semakin banyak)

4.      Perubahan strategi pembangunan

Berdasarkan hasil pembangunan tsb, mulai PELITA 3 pemerintah merubah tujuannya menjadi mencapai pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.

Strategiè  
a.       Konsentrasi pembangunan diseluruh Indonesia
b.      Pembangunan untuk seluruh sektorè pengembangan sektor pertanian melalui berbegai program seperti transmigrasi, industri padat karya, industri rumah tangga


I.II              Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
a.       Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar
b.      Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi
c.       Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia

Pengukuran Kemiskinan :
a.       Kemiskinan relatif
Konsep yg mengacu pada garis kemiskinan yakni ukuran kesenjangan dalam distribusi pendapatan. Kemiskinan relatifè proporsi dari tingkat pendapatan rata-rata
b.      Kemiskinan absolute (ekstrim) è Konsep yg tidak mengacu pada garus kemiskinan yakni derajad kemiskinan dibawah dimana kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak terpenuhi

Penyebab Kemiskinan

Pada umumnya di negara berkembang seperti Indonesia penyebab - penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut :
·       Laju Pertumbuhan penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia makin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harus ditanggung membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
·       Angkatan Kerja , Penduduk yang bekerja dan pengangguran
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagai tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda - beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut Indonesia adalah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau semua penduduk berumur 10 tahun tergolong sebagai tenaga kerja. Sisanya merupakan bukan tenaga kerja yang selanjutnya dapat dimasukkan dalam kategori beban ketergantungan atau termasuk pengangguran terbuka.
·       Distribusi Pendapatan dan pemerataan pembangunan
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya.
·       Tingkat Pendidikan yang rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan tenaga kerja.
·       Kurangnya perhatian dari pemerintah
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan

Ketimpangan dan Kesenjangan Pendapatan

Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :
·        Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin ) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin ) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah. ( ini yang paling baik )
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin ) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·         Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah ( semuanya miskin ) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
·         Tingkat income masyarakat bervariasi ( sebagian miskin , sebagian tidak miskin ) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
·         Tingkat income masyarakat bervariasi ( sebagian miskin , sebagian tidak miskin ) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.

Kebijakan Anti Kemiskinan
Kebijakan anti kemiskinan dan distribusi pendapatan mulai muncul sebagai salah satu kebijakan yang sangat penting dari lembaga-lembaga dunia, seperti Bank Dunia, ADB,ILO, UNDP, dan lain sebagainya.
Tahun 1990, Bank Dunia lewat laporannya World Developent Report on Proverty mendeklarasikan bahwa suatu peperangan yang berhasil melawan kemiskinan perlu dilakukan secara serentak pada tiga front : (i) pertumbuhan ekonomi yang luas dan padat karya yang menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi kelompok miskin, (ii) pengembangan SDM (pendidikan, kesehatan, dan gizi), yang memberi mereka kemampuan yang lebih baik untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan oleh pertumbuhan ekonomi, (iii) membuat suatu jaringan pengaman sosial untuk mereka yang diantara penduduk miskin yang sama sekali tidak mamu untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan perkembangan SDM akibat ketidakmampuan fisik dan mental, bencana alam, konflik sosial, dan terisolasi secara fisik.
Untuk mendukung strategi yang tepat dalam memerangi kemiskinan diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan perantaranya dapat dibagi menurut waktu, yaitu :
1.                   Intervensi jangka pendek, berupa :
2.                   Pembangunan sektor pertanian, usaha kecil, dan ekonomi pedesaan
3.                   Manajemen lingkungan dan SDA
4.                   Pembangunan transportasi, komunikasi, energi dan keuangan
5.                   Peningkatan keikutsertaan masyarakat sepenuhnya dalam pembangunan
6.                   Peningkatan proteksi sosial (termasuk pembangunan sistem jaminan sosial)
    1. Intervensi jangka menengah dan panjang, berupa :
      1. Pembangunan/penguatan sektor usaha
      2. Kerjsama regional
      3. Manajemen pengeluaran pemerintah (APBN) dan administrasi
      4. Desentralisasi
      5. Pendidikan dan kesehatan
      6. Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
      7. Pembagian tanah pertanian yang merata
I.III   Tingkat Kesenjangan
Kesenjangan pendapatan penduduk Indonesia masih tinggi, meskipun rata-rata pendapatan per kapita penduduk Indonesia pada akhir 2010 sudah di atas 3.000 dollar AS per tahun. Tingginya kesenjangan itu terlihat pada sekitar 60 persen dari penduduk Indonesia yang pendapatannya di bawah 3.000 dollar AS. “Kesenjangan yang dihadapi luar biasa karena rata-rata pendapatan per kapita 3.000 dollar AS per tahun, ternyata 60 penduduk pengeluaran mereka 2 dollar per hari,” kata Pengamat Ekonomi dari Econit Hendri Saparini, di Jakarta, Selasa (15/3).

Sekitar 60 persen penduduk didominasi oleh batas bawah yang potensinya sebesar 58,1 persen, sedangkan sisanya mendekati level 3.000 dollar AS. Jadi, masyarakat dengan penghasilan di bawah 2.000 dollar AS per tahun masih mendominasi. “Kalau itu terjadi berarti kesenjangan sangat luar biasa, bisa jadi dari persentase 60 persen ini sebanyak 58,1 persen itu di bawah sangat miskin, jadi jangan hanya dilihat secara persentase,”katanya. Dia mengatakan, pendapatan penduduk Indonesia relatif lebih kecil dibandingkan China, padahal upah buruh yang diberikan negara tirai bambu tersebut
termasuk sangat rendah.

Oleh karena itu, perlu kebijakan yang memihak kepada masyarakat menengah ke bawah dalam meningkatkan pendapatan dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Perubahan Kebijakan Berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah masih cenderung memihak kepada pemilik modal. Jika perubahan kebijakan tidak dilakukan, maka akan berdampak signifikan kepada masyarakat kecil dan pendapatan per kapitanya cenderung tidak berubah, bahkan semakin mengecil.

“Kalau perubahan kebijakan tidak dilakukan, maka yang di atas akan semakin menggelembung dan yang bawah tetap mengecil. Jadi mengganti kebijakan ekonomi sehingga berpihak kepada mereka yang tidak punya modal,”katanya. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan, pada 2010 mayoritas penduduk Indonesia masih memiliki penghasilan di bawah pendapatan per kapita. Pasalnya, jumlah pendapatan sebesar 3.000 dollar AS hanya diwakili 40 persen penghasilan penduduk Indonesia.

“Saat ini, baru 40 persen masyarakat yang mampu memiliki penghasilan di atas pendapatan per kapita,”katanya. Menurutnya, data yang merujuk hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukannya pada tahun lalu, perekonomian di Indonesia tumbuh sebesar 6,1 persen, lebih tinggi dibanding 2009 yang hanya tumbuh 4,5 persen. “Pertumbuhan itu menyebabkan pendapatan per kapita masyarakat meningkat, dari 23,9 juta rupiah menjadi 27 juta rupiah.

Meski demikian, ternyata mayoritas masyarakat masih memiliki penghasilan di bawah 27 juta rupiah dalam setahun,” katanya. Ia mengakui, perekonomian Indonesia belum tumbuh merata. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih dominan di sekitar pulau Jawa dan Sumatra, sehingga kesenjangan perekonomian bisa dihitung menggunakan indeks.
I.IV     KESIMPULAN
            Kemiskinan memang masalah yang kompleks dan sulit untuk diselesaikan dalam waktu yang singkat , apalagi dengan didempetkan masalah kesenjangan pendapatan. Dua faktor ini tidak dapat dipisahkan dalam pemecahan masalahnya, tinggal bagaimana masyarakat kita dan pemerintahnya untung saling membantu dan memahami satu sama lain. Namun menurut saya jika kita ingin bebas dari masalah kemiskinan tentunya kita harus memperhatikan faktor penting penyebab terjadinya kemiskinan serta beberapa faktor dalam ketenagakerjaan. Seperti salah satu contohnya faktor pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

I.V       Daftar Pustaka

0 komentar:

Laman