Fonem
yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan
yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Contohnya kata ular
dan ulas memiliki arti yang berbeda karena perbedaan pada fonem /er/ dan /es/.
Setiap bahasa memiliki jumlah dan jenis fonem yang berbeda-beda. Misalnya
bahasa Jepang tidak mengenal fonem /la/ sehingga perkataan yang menggunakan
fonem /la/ diganti dengan fonem /ra/.
Morfem
yaitu unsur terkecil dari
pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa
Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua
morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem
/pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
Sintaksis
yaitu penggabungan kata menjadi
kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu. Dalam
bahasa Indonesia terdapat aturan SPO atau subjek-predikat-objek. Aturan ini
berbeda pada bahasa yang berbeda, misalnya pada bahasa Belanda dan Jerman
aturan pembuatan kalimat adalah kata kerja selalu menjadi kata kedua dalam setiap
kalimat. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris yang memperbolehkan kata kerja
diletakan bukan pada urutan kedua dalam suatu kalimat.
Semantik
mempelajari arti dan makna dari
suatu bahasa yang dibentuk dalam suatu kalimat.
Diskurs
mengkaji bahasa pada tahap
percakapan, paragraf, bab, cerita atau literatur.
0 komentar:
Posting Komentar